Kamera Shooting Memory Cuma 2,5jt? Ada!

Cara Membuat Audio Control Kamera Sangat Sederhana
» » Cara Ngebrik Yang Baik Dan Benar

Instagram @satriaelektro
Saat ini komunikasi dengan radio mulai diminati kembali oleh kalangan muda walau sedikit.
Teringat saat bencana Gempa Palu dan Tsunami Donggala beberapa waktu lalu. Saat semua sistem komunikasi lumpuh total. Mulai jalur GSM, CDMA, 3G, 4G dan lain-lain yang menggunakan telepon genggam dan kabel semua terputus. Kecuali radio RIG dan HT VHF yang masih tetap mengudara di udara dengan mudah tanpa masalah. Itulah yang memotivasi beberapa teman saya untuk ikut membeli HT walau yang murah untuk sekedar jaga-jaga. Kita juga tidak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan.

Beberapa teman saya tersebut bertanya pada saya tentang cara berkomunikasi dengan HT yang baik dan benar. Terlihat sepele namun hal tersebut jika tidak diperhatikan bisa menimbulkan kesalahpahaman dan konflik di dalam dunia perradioan. Sebenarnya mudah saja untuk ikut nimbrung atau ngobrol bareng briker-briker tua yang mungkin sudah puluhan tahun berteman setia dan bertahan dengan rakom (radio komunikasi). Alasan yang paling mendasar kenapa mereka tetap menggunakan HT sebagai sistem komunikasi? Karena rakom diclaim jauh lebih murah dan lebih mudah daripada teknologi smartphone sekarang. HT juga tidak memerlukan pulsa untuk berkomunikasi sehigga membuat anda puas berkomunikasi.

Nah, bagi anda briker muda atau pemula anda wajib memperhatikan beberapa hal di bawah ini.
Pertama-tama anda harus menghafal ten-code RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) beberapa saja yang penting-penting misalkan 10 28 = Callsign, 10 20 = Posisi/Lokasi, 51 55 = Salam Sejahtera dan Salam Keluarga, anda bisa melihat selengkapnya di link di bawah ini.

http://www.satriaelektro.com/2018/10/istilah-dalam-ngebrik.html

 Buat callsign/nama panggilan anda. Berbeda dengan anggota RAPI yang menggunakan callsign JZ (Juliet Zulu), anda harus menggunakan callsign S agar mudah dihafal oleh teman-teman anda di udara. Contoh saya bukan anggota RAPI saya menggunakan callsign S. 13 SAT
Huruf (S.) di awal adalah singkatan dari kata Simpatisan. 13 adalah kode daerah saya di Jawa Timur (setiap daerah berbeda-beda), sedangkan huruf SAT di belakang adalah singkatan nama saya "SATRIA". Hal ini lebih mudah diingat teman brik daripada menggunakan nama asli atau nama panggilan. Buat callsign sesuka anda.

Ketiga, sebelum ngebrik pastikan anda mendengar topik percakapan teman-teman anda setidaknya 20 menit agar anda memahami apa yang dibahas mereka. Selanjutnya barulah anda bisa menekan PTT saat delay antara briker satu dan briker yang lain atau saat briker lawan melepas PTT saat itu anda terdengar briker lain sambil ngomong KONTEK!!. Lepaskan tombol PTT, biasanya anda akan dipanggil pengendali di frekuensi tersebut, misalnya "Kelihatannya ada teman kita yang ingin bergabung. Silahkan tadi yang bilang kontek masuk" jawab dengan sopan misalnya "Selamat Pagi" pengendali akan bertanya callsign dan posisi anda, "Dengan saya S. 13 SAT operator Satria di Patianrowo, Nganjuk. Cek modulasi pak, bagaimana modulasi saya diterima di sana?" dan seterusnya.

Sering-seringlah memonitor agar anda lebih lancar berkomunikasi dan semakin akrab di udara.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply