CCTV adalah perangkat keamanan yang cukup penting pada suatu kantor, gedung, ataupun rumah. Bahkan sekarang CCTV adalah alat yang wajib terpasang pada rumah anda. Daripada terlanjur kehilangan barang berharga, lebih baik mencegahnya dengan memasang CCTV di rumah anda.
Kali ini saya akan berbagi tips tutorial memasang CCTV sendiri di rumah. Cukup mudah dan murah serta hemat listrik.
Pertama pahami dulu beberapa jenis CCTV yang beredar di pasaran saat ini.
1. CCTV Analog
CCTV analog adalah CCTV dengan teknologi lama. Yaitu mengirimkan sinyal video analog dengan satuan TVL. Semakin tinggi nilai TVL maka akan semakin tajam gambar yang ditampilkan pada layar monitor. Untuk CCTV analog sendiri memiliki ciri-ciri lampu inframerah yang cukup besar (Bukan SMD). CCTV ini menghasilkan resolusi 720 X 576 pixel.
2. CCTV AHD
CCTV AHD atau jika diperpanjang Analog High Definition adalah CCTV dengan menggunakan teknologi baru yaitu AHD. Sama seperti CCTV analog. Namun bedanya CCTV AHD dengan analog adalah satuan dan resolusi. Jika CCTV analog menghasilkan resolusi 720 X 576 pixel, CCTV AHD dapat menghasilkan resolusi 1280 X 720 pixel sampai 1920 X 1080 pixel tergantung spesifikasi yang ditawarkan oleh parodusennya.
3. CCTV IP Cam
CCTV ini adalah CCTV yang menggunakan teknologi terbaru. Teknologi ini menjadikan CCTV ini bisa dioperasikan tanpa kabel sekalipun (kecuali kabel power). Untuk mengoperasikan CCTV jenis ini harus menggunakan alat khusus berupa penyambung antara sinyal elektromagnetik dengan media penyimpanan video. Alat tersebut biasa disebut dengan Router. Jenis CCTV seperti ini biasanya dipasang di rumah karena tergolong cukup simpel tanpa repot menata kabel. Jarak jangkauan pun tergantung router yang anda pakai.
4. CCTV PTZ
PTZ disini adalah singkatan dari "Pan Tilt Zoom" kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti "Putar Berayun Perbesar". Jadi CCTV dedesain khusus untuk mengamati suatu obyek yang bergerak, jadi CCTV ini bisa diatur perputaran kiri kanan, atas bawah, serta bisa perbesar atau perkecil gambar dari ruang Keamanan atau bisa juga dari remot Wireless. CCTV jenis ini biasanya memerlukan lebih banyak kabel karena harus mengirimkan sinyal control PTZ itu sendiri. Namun akhir-akhir ini sudah bermunculan CCTV PTZ yang bisa dikendalikan melalui remot atau smartphone.
5. CCTV PTZ IP
CCTV ini adalah gabungan dari CCTV IP dan CCTV PTZ. Jadi selain teknologinya yang tanpa kabel juga dapat dikendalikan perputarannya dengan remot.
Nah. Setelah memahami beberapa jenis CCTV di atas anda sekarang tentu lebih paham dengan perbedaannya. Karena pada tutorial kali ini hanya membahas tentang cara instalasi CCTV AHD, mungkin yang lain bisa menyusul jika ada permintaan dari rekan-rekan.
Sebelum mulai memasang anda juga harus menyiapkan bahan-bahannya. Perhatikan daftar berikut:
1. DVR
DVR adalah jantung dari sistem keamanan jenis CCTV. DVR adalah singkatan dari "Digital Video Recorder" atau yang berarti Perekam Video Digital. DVR bertugas untuk mengatur pengaturan CCTV, mulai dari warna, kontras, kecerahan, hingga pengaturan inframerah dari CCTV. Namun fungsi utama dari DVR sendiri adalah untuk menyimpan video dalam bentuk digital. Media penyimpanannya menggunakan Harddisk. Umumnya DVR sekarang menggunakan Harddisk SATA dengan kapasitas menyesuaikan kebutuhan. Namun yang paling umum untuk rumahan adalah sebesar 500 GB untuk 4 channel. Dengan Harddisk sebesar 500 GB DVR mampu menyimpan video hingga 15 hari tanpa jeda, tergantung juga settingannya. Semakin tinggi kualitas resolusi dan bitrate yang disetting akan semakin besar ukuran video yang berimbas pada penurunan daya simpan Harddisk sampai beberapa hari.
2. Kabel Koaksial
CCTV menggunakan kabel koaksial untuk mengirim data videonya. Ada beberapa macam kabel koaksial. Anda harus memahami macam-macam kabel koaksial agar tidak salah beli dan salah pasang yang berakibat pada kualitas video yang dihasilkan.Beberapa macam kabel koaksial:
- RG6
- RG8
- RG11
- RG58
- RG59
- dll
Untuk instalasi CCTV umumnya memakai kabel koaksial jenis RG59 75ohm yang khusus untuk mengirim sinyal video.
Selain macam-macam kabel koaksial di atas. Hal yang perlu diperhatikan saat memilih kabel adalah jenis innernya. Ada dua macam inner kabel koaksial antara lain adalah inner Serabut dan inner Tunggal. Anda bisa memperhatikan perbedaannya pada gambar berikut.
Inner serabut adalah inner yang menggunakan serabut tembaga seperti rambut. Sedangkan inner tunggal hanya menggunakan satu kawat tembaga. Untuk penggunaannya sendiri inner serabut lebih cocok untuk instalasi bergerak seperti Jasa Dokumentasi Video Shooting. Sedangkan untuk instalasi tetap atau tidak bergerak paling cocok menggunakan kabel inner tunggal. Biasanya harga kabel koaksial dengan inner tunggal lebih murah.
3. PSU
Selanjutnya adalah PSU atau Power Supply. Perangkat ini bertugas untuk menyuplay tegangan listrik ke kamera CCTV agar CCTV dapat hidup dan berfungsi sebagaimana mestinya. CCTV menggunakan power supply dengan tegangan 12 volt.Ada 2 jenis PSU untuk CCTV. Yaitu Adaptor dan Switching. Adaptor memiliki kabel pendek yang cocok dipasang di dekat CCTV, dan pastinya memerlukan kabel lagi untuk listrik AC. Sedangkan PSU jenis Switching memiliki ciri-ciri body berbentuk seperti jaring. Meskipun ada yang menggunakan tutup tanpa lubang seperti jaring.
Kali ini saya menggunakan PSU jenis Switching untuk instalasi saya karena kabel koaksial saya sudah dilengkapi dengan 2 kabel untuk kebutuhan listrik.
4. Konektor
Saya memakai konektor DC male untuk menancapkan kabel DC ke port power CCTV. Sedangkan untuk video saya memakai konektor BNC male untuk dipasang di port video CCTV dan di input Video DVR.5. Monitor
Monitor digunakan untuk menampilkan grafik tayangan video dari DVR. Untuk rumahan monitor standarnya memakai ukuran 15 sampai 21 inch tergantung keinginan anda.
6. Klem Kabel
Gunakan klem kabel ke tembok ukuran 8 atau 9 untuk menempelkan kabel koaksial beserta kabel powernya ke tembok.
Setelah menyiapkan beberapa bahan yang ada di atas. Selanjutnya adalah memulai instalasi.
Perhatikan beberapa skema instalasi berikut. Pilih skema yang paling cocok dipasang di rumah anda.
2 X Indoor 2 X Outdoor
4 X Indoor
4 X Outdoor
Setelah memilih jenis instalasi di atas mari mulai memasang.
Pertama-tama dimulai dari pemasangan CCTV pada dinding atau plavon. Tempatkan CCTV pada daerah yang tidak terlalu tinggi karena semakin tinggi pemasangan akan semakin sulit wajah pelaku kriminal untuk dikenali.
Di atas adalah salah satu contoh pemasangan CCTV indoor.
Selanjutnya adalah pemasangan CCTV outdoor. Karena saya tidak mempunyai bor beton untuk melubangi tembok untuk pemasangan fisher saya memutar otak agar tidak usah melubangi tembok dengan cara menambahkan box plastik atau yang biasa orang sebut "Duradus". Lubangi dulu box plastik secukupnya untuk jalan kabel koaksial dan kabel power. Tempelkan pada tembok dengan paku beton sejumlah 4 biji. Bisa dilihat pada gambar di bawah.
Setelah tertempel pada tembok, selanjutnya pasang bracket CCTV pada tutup box plastik.
Kemudian pasang tutup box plastik beserta CCTV yang telah tertempel pada box plastik menggunakan skrup.
Memakai duradus seperti gambar di atas tentu ada kelebihannya yaitu melindungi kabel dan konektor-konektor dari panas dan hujan sehingga konektor akan lebih tahan lama umurnya.
Setelah CCTV indoor maupun outdoor terpasang dengan rapi. Selanjutnya adalah instalasi kabel. Gunakan klem kabel ukuran 8 sampai 9 untuk tembok. Pasang kabel dengan hati-hati. Selalu perhatikan instalasi kabel listrik atau kabel lain di rumah anda. Kalau bisa jangan dekatkan kabel koaksial CCTV dengan instalasi kabel listrik karena dapat menyebabkan interferensi atau gangguan sinyal video yang ditampung oleh kabel. Biasanya interferensi ini menyebabkan gambar yang ditampilkan pada monitor akan tampak seperti ada garis-garis, nyala mati nyala mati, atau bahkan gambar tidak bisa muncul sama sekali.
Gunakan 2 klem berhadapan jika kabel dirasa kurang kuat menempel di tembok.
Jika kebetulan kabel harus melewati tembok. Anda harus melubangi tembok agar kabel bisa menembusnya menggunakan bor dengan mata bor beton. Atau jika tidak memiliki bor bisa dilubangi dengan pahat tembok. Lakukan pemahatan dengan hati-hati.
Selanjutnya adalah pemasangan konektor pada kabel koaksial dan kabel power. Pasang dengan rapi agar inner kabel dengan outter maupun kabel power ataupun ground tidak saling bersentuhan. Jika sampai bersentuhan akan menyebabkan konsleting listrik yang berakibat pada kerusakan CCTV maupun power supply bahkan DVR.
Pasang konektor power ke kabel power. Dan konektor BNC ke kabel koaksial dan tutup dengan isolasi listrik.
Setelah memasang kedua konektor pada kedua ujung kabel. Selanjutnya adalah menancapkan konektor dari kabel ke konektor CCTV
Setelah konektor yang di CCTV sudah terpasang. Selanjutnya adalah instalasi DVR dan PSU serta Monitor.
Siapkan DVR yang sudah terpasang harddisk.
Tancapkan konektor BNC ke input video pada DVR.
Tancapkan juga kabel power DVR dan kabel VGA yang menuju ke monitor. Tancapkan kabel USB mouse ke port USB yang tersedia di belakang DVR.
Pasang kabel AC untuk listrik ke PSU dan kabel power CCTV. Perhatikan warna dari kabel power. Merah positif (+) sedangkan hitam negatif (-). Jangan sampai terbalik karena bisa menebabkan kerusakan pada CCTV maupun PSU. Berbeda dengan kabel AC, dibolak balik tidak masalah.
Lalu letakkan monitor di dekat DVR. Pasang di tembok jika diperlukan.
Kemudian tancapkan kabel-kabel listrik pada stop kontak antara lain kabel adaptor DVR, kabel PSU, kabel monitor seperti berikut.
CCTV siap beroperasi.
Pemasangan DVR dan monitor di kamar saya. |
Sekian tutorial saya kali ini jika ada pertanyaan silahkan tulis di komentar. Kami akan dengan senang hati menjawab pertanyaan anda. Jika kesulitan memasang sendiri anda bisa menghubungi saya di nomor WA 085815203666 untuk pemasangan CCTV Profesional baik pada kantor atau rumah anda.
Terima kasih. 😊🙏🙏
BalasHapus